Anak sebagai Amanah, Bukan Warisan Sosial Media

Daftar Isi

Anak sebagai Amanah, Bukan Warisan Sosial Media

Setiap anak lahir dalam keadaan suci. Mereka tidak memilih siapa orang tuanya, seperti halnya kita tidak memilih siapa anak kita. Namun, ketika mereka lahir ke dunia, satu hal pasti: mereka adalah amanah dari Allah, bukan aset pencitraan di media sosial.

Di zaman yang serba digital, tak sedikit orang tua yang secara sadar atau tidak, mengubah anak menjadi konten. Foto pertama, video lucu, momen harian, semua dibagikan ke publik. Tujuannya sering mulia — ingin berbagi kebahagiaan. Tapi, apakah kita pernah bertanya: apakah anak ridha hidupnya dibuka sejak dini kepada dunia?

Anak adalah amanah, bukan piala untuk dipamerkan. Mereka dititipkan Allah agar dijaga, dibesarkan dengan kasih sayang, diberi pendidikan yang benar, dan dibekali dengan nilai-nilai keimanan. Bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat.

Tugas kita sebagai orang tua bukan menjadikan mereka viral, tapi menjadikan mereka berakhlak mulia, mandiri, dan mengenal Tuhannya.

Mereka bukan warisan untuk dikenang dunia maya. Mereka bukan simbol eksistensi kita. Mereka bukan pelengkap caption manis atau alat membuktikan bahwa hidup kita baik-baik saja.

Yang kelak akan ditanya di hadapan Allah bukan berapa ribu followers anak kita, tapi apakah kita sudah mendidiknya dengan benar.

Apakah kita pernah shalat berjamaah dengannya?

Apakah kita sudah mengajarkan sopan santun?

Apakah kita pernah mengajaknya bicara dari hati ke hati, tanpa gawai di tangan?

Mari kita luruskan niat. Menjadi orang tua bukan tentang menjadikan anak seperti yang kita mau, tapi membantu mereka menjadi versi terbaik dari dirinya — yang diridhai Allah.

Karena sejatinya, anak bukan milik kita sepenuhnya. Mereka titipan, dan setiap titipan pasti akan dimintai pertanggungjawaban.

Bukan salah membagikan momen bahagia. Tapi jangan sampai kebahagiaan itu mengalahkan tanggung jawab.

Jangan biarkan anak hanya tumbuh di layar — tapi tumbuhkan mereka dengan pelukan, perhatian, dan bimbingan nyata.

Karena anak bukan warisan sosial media.

Mereka adalah amanah yang kelak akan berbicara: apakah orang tuaku benar-benar mencintaiku... atau hanya memanfaatkanku?


Sumber Gambar: yatimmandiri.org